BUKU HAMKA - Di Tepi Sungai Dajlah

Buya Hamka adalah ulama, sastrawan, politikus, pahlawan nasional Indonesia dan Ketua Majelis Ulama Indonesia pertama. Buya Hamka merupakan tokoh Indonesia yang fenomenal karena dia terkenal di dalam dan luar negeri. Dalam 73 tahun usianya, Buya Hamka telah menulis 90-an buku. Pemikiran dan karya-karyanya fenomenal dan terkenal sepanjang zaman, antara lain Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Kakbah, dan Tafsir al-Azhar.  

Buku Di Tepi Sungai Dajlah karya Buya Hamka merupakan travelogue Buya Hamka saat mendatangi Irak tahun 1950. Berisi perjalanannya ketika mengunjungi Kota Baghdad. Buya Hamka menjelaskan kehidupan dan kondisi bangsa Irak pada masa itu, serta sejarah dan peradabannya.  

Dalam buku Di Tepi Sungai Dajlah, Buya Hamka juga membedah persoalan yang menyelimuti bangsa Irak:

• perbedaan paham dan madzhab antara Syi`ah dan Sunni

• adat istiadat dan tradisi

• bangunan-bangunan baru

• peninggalan-peninggalan lama

• pergiliran kekuasaan

• keindahan Irak

SKU: 2491
Tersedia 38 In stock
73,000 5% OFF
Rp. 69,350
Ketika itu kira-kira jam 10 pagi Ahad 20 Oktober 1950 M dan langit
lazuardi yang berwarna belau (biru pekat) tidak sedikit pun dilindungi
awan saya berdiri di tepi Sungai Dajlah yang mengalir tenang dan diam
keruh serta penuh rahasia. Saya bermenung melihat airnya mengalir
membiarkan khayal saya menjalar dan melayang dalam lembar-lembar
sejarah masa lalu serta mengingat hubungan perjuangan Islam dan kemerdekaan tanah air saya dengan sejarah yang terjadi di tepian dua
sungai yang telah banyak melukiskan sejarah yaitu Sungai Dajlah dan
Sungai Furat….
Di tengah jalan saya meminta mutawif itu mendekat dan saya berkata
“Kami ini bangsa Indonesia dan madzhab kami adalah Ahlus Sunnah wal
Jamaah (Sunni) madzhab Syafi`i. Namun kami tidak membenci zuriah
Nabi saw. (keturunan Nabi saw.). Kami berziarah kemari dari tempat yangjauh karena kami pun cinta kepada Husain r.a….
Bilamana datang tanggal 10 Muharram orang-orang Syi`ah ramai sekali
yang datang ke Baghdad Karbala dan Najaf. Pada waktu itulah upacara
rapat yang amat mengerikan berlangsung. Badannya dipukuli baju
dirobek dan ratap bertalu-talu. Jika ada yang mati pada waktu itu
mereka mengganggap itu sebagai kematian yang semulia-mulianya mati
dalam mencintai zuriah Nabi Muhammad saw….
Penulis Buya Hamka
Kategori Buku Hamka
Sub Kategori Perjalanan
ISBN 978-602-250-632-4
Jumlah Hal 184
Terbit 5/2019
Berat 0.204 Kg
Cetakan ke 2
Ukuran 14.5 x 20.5

Produk Terkait